Thursday, February 28, 2008

Aku seorang kapiten

Emperor Meiji: Tell me how he died.
Algren: I will tell you how he lived
(from The last Samurai)

"Bagaimana rasanya jadi anak seorang tentara ?" ...
Pertanyaan yg biasanya saya terima, setelah orang lain tau kalo Bapak saya angkatan laut. Biasanya orang membayangkan jadi anak tentara itu susah, sering dihukum fisik, harus disiplin, dsb.
Sewaktu kecil, satu-satunya kedisiplinan yang dilakukan Bapak itu cuma untuk bangun subuh. Beliau, kalo tidak sedang tugas, selalu bangun pagi-pagi kemudian berangkat ke Masjid untuk sholat subuh. Pulang dari masjid, biasanya membaca Al-Quran didekat kamar anak2nya. Kalo sudah mengaji seperti ini, jangan menunggu sampai selesai, harus secepatnya bangun dan sholat subuh. Karena biasanya selesai mengaji dan anak2nya belum bangun juga, air satu ember sudah siap mandiin kita pagi2 .... diatas tempat tidur lagi :-).
Setelah anak2nya menginjak dewasa, beliau lebih sering menempatkan diri sebagai seorang teman, sering bercanda, memberi nasihat tanpa menggurui dan membiarkan anak2nya menempuh jalan sendiri2 sesuai keinginan kami.

Sewaktu kecil sering kali kita bermain-main dengan Pedang Angkatan Laut Bapak sambil menyanyikan lagu "aku seorang kapiten... mempunyai pedang panjang....". Ato bermain2 dng miniatur kemudi kapal sambil membayangkan jadi kapten kapal. Beliau juga beberapa kali mengajak kita naik ke beberapa kapal perang. Saya masih ingat, tur pertama naik kapal perang sewaktu masih SD bersama bapak, berlayar sampai beberapa meter dari pantai dan berakhir dengan sukses... saya merasakan mabuk laut pertama kali.....

Beliau adalah seorang yg hatinya selalu terikat dengan Masjid. Setiap kali ada kesempatan, selalu berusaha untuk sholat di masjid. Saya baca catatan harian Bapak, ketika masih sering dikapal, ketika berlayar lama dilaut, yg dirindukan cuma 2 hal ... sholat di masjid... dan ibu saya tentunya.... Ketika saya pindah ke singapura, hal pertama yg beliau tanyakan "gimana sholatmu, dekat masjid gak ?".

Bagi kami berempat, beliau adalah Bapak yg sempurna. Seorang yg mengajari Baca Alquran ketika kami kecil, mengajari ttg agama, budi pekerti, memberi kami bekal pendidikan.....

Seorang Bapak yg selalu membuat kami bangga......

2 Comments:

Blogger dils said...

Turut berduka cita, dod...
Semoga ayahandamu diberi tempat terbaik di sisi-Nya, diampuni dosa2nya dan keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan. Amiin..

Pulang yg lalu masih sempat ketemu beliau. Beliau ramah bgt...
Umur memang cuman rahasia-Nya...

10:42 PM  
Blogger t!cKa said...

:)

1:52 AM  

Post a Comment

<< Home